Sabtu, 17 Desember 2011

Keajaiban di Balik Kehidupan Lebah Madu, Tanda Kekuasaan Allah


Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh
manusia, tetapi sedikit sekali yang menya-dari sifat-sifat luar biasa dari penghasilnya, yaitu
lebah madu.
Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah nektar, yang tidak dijumpai
pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah men-campur nektar yang mereka kumpulkan
pada musim panas dengan cair-an khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini
menghasilkan zat bergizi yang baru - yaitu madu - dan menyimpannya untuk musim dingin
mendatang.
Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak
dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita
adalah: mengapa lebah tidak menghentikan produksi berlebih ini, yang tampaknya hanya
membuang-buang waktu dan energi? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi dalam kata
“wahyu” yang telah diberikan kepada lebah, seperti disebut-kan dalam ayat tadi.
Lebah memproduksi madu bukan untuk diri mereka sendiri, melain-kan juga untuk
manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani
manusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak
membutuhkan-nya dan sapi yang memproduksi susu jauh melebihi kebutuhan anakanaknya.
 
Organisasi yang Luar Biasa dalam Sarang Lebah
Kehidupan lebah di sarang dan produksi madunya sangatlah menakjubkan. Tanpa
membahas terlalu terperinci, marilah kita amati ciri-ciri utama “kehidupan sosial” lebah.
Lebah harus melaksanakan banyak “tugas” dan mereka mengatur semua ini dengan
organisasi yang luar biasa.
Pengaturan kelembapan dan ventilasi: Kelembapan sarang, yang membuat madu
memiliki kualitas perlindungan tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada
kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan kualitas
perlindungan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang harus 35C selama sepuluh bulan pada
tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada
kelompok khusus yang bertugas menjaga ventilasi.
Jika hari panas, terlihat lebah sedang mengatur ventilasi sarang. Jalan masuk sarang
dipenuhi lebah. Sambil menempel pada struktur kayu, mereka mengipasi sarang dengan
sayap. Dalam sarang standar, udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi
yang lain. Lebah ventilator yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua
sudut sarang.
Sistem ventilasi ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap dan pencemaran
udara.
Sistem kesehatan: Upaya lebah untuk menjaga kualitas madu tidak terbatas hanya
pada pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat sistem pemeliharaan
kesehatan yang sempurna untuk mengen-dalikan segala peristiwa yang mungkin
menimbulkan bakteri. Tujuan utama sistem ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin
menim-bulkan bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk
itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau serangga
memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah bereaksi untuk
mengusirnya dari sarang.

Untuk benda asing yang lebih besar yang tidak dapat dibuang dari sarang, digunakan
mekanisme pertahanan lain. Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka memproduksi
suatu zat yang disebut “propolis” (resin lebah) untuk pembalsaman. Resin lebah ini
diproduksi dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka keluarkan dari tubuh
kepada resin yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti pinus, hawwar, dan akasia. Resin
lebah juga digunakan untuk menambal keretakan pada sarang. Setelah ditambalkan pada
retakan, resin tersebut mengering ketika bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan
yang keras. Dengan demikian, sarang dapat bertahan dari ancaman luar. Lebah
menggunakan zat ini hampir dalam semua pekerjaan mereka.
Sampai di sini, berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran. Propolis mencegah
bakteri apa pun hidup di dalamnya. Ini membuat propolis ideal untuk pembalsaman.
Bagaimana lebah mengetahui bahwa zat tersebut ideal? Bagaimana lebah memproduksi
suatu zat, yang hanya bisa dipro-duksi manusia dalam laboratorium dan menggunakan
teknologi, dengan pemahaman ilmu kimia? Bagaimana mereka mengetahui bahwa serangga
yang mati dapat menimbulkan tumbuhnya bakteri dan bahwa pembal-saman akan mencegah
hal ini?
Sudah jelas lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi
laboratorium. Lebah hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan
ini semua dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.
 
Penyimpanan Maksimal dengan Bahan Minimal
Sarang yang dibangun lebah dapat menampung 80 ribu lebah yang hidup dan bekerja
bersama-sama, dengan menggunakan sedikit bagian dari lilin lebah.
Sarang tersebut tersusun atas sarang madu berdinding lilin lebah, dengan ratusan selsel
kecil pada kedua permukaannya. Semua sel sarang madu berukuran sama persis.
Keajaiban teknik ini dicapai melalui kerja kolektif ribuan lebah. Lebah menggunakan sel-sel
ini untuk menyimpan makanan dan memelihara lebah muda.
Selama jutaan tahun, lebah telah menggunakan struktur segi enam untuk membangun
sarangnya. (Sebuah fosil lebah yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan). Sungguh
menakjubkan bahwa mereka memilih struktur segi enam, bukan segi delapan atau segi lima.
Ahli matematika memberikan alasannya: “struktur segi enam adalah bentuk geometris yang
paling cocok untuk memanfaatkan setiap area unit secara maksi-mal”. Jika sel-sel sarang
madu dibangun dengan bentuk lain, akan terdapat area yang tidak terpakai, sehingga lebih
sedikit madu yang bisa disimpan dan lebih sedikit lebah yang mendapatkan manfaatnya.
Pada kedalaman yang sama, bentuk sel segi tiga atau segi empat dapat menampung
jumlah madu yang sama dengan sel segi enam. Akan tetapi, dari semua bentuk geometris
tersebut, segi enam memiliki keliling yang paling pendek. Kendatipun memiliki volume
yang sama, jumlah lilin yang diperlukan untuk membangun sel segi enam lebih sedikit
daripada untuk membangun sel segi tiga atau segi empat.
Kesimpulannya: sel berbentuk segi enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit
dalam pembangunannya, dan menyimpan madu paling banyak. Lebah tentu tidak akan
mampu menghitung ini, yang hanya dapat dilakukan manusia dengan perhitungan geometris
yang rumit. Hewan kecil ini menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya karena
mereka diajari atau “diilhami” oleh Tuhan mereka.
Desain sel segi enam ini sangat praktis dalam banyak hal. Sel-sel ter-sebut pas saat
disusun dan menggunakan satu dinding bersama-sama. Sekali lagi, hal ini menjamin
penyimpanan maksimal dengan lilin mini-mal. Kendatipun agak tipis, dinding sel ini cukup
kuat untuk menahan berat beberapa kali lebih besar dari beratnya sendiri.
Selain pada dinding sisi sel, lebah juga menggunakan prinsip peng-hematan
maksimal ini ketika membangun ujung-ujung bagian bawah.
Sarang dibuat seperti sebuah potongan pipih dengan dua baris sel yang saling
membelakangi. Dalam hal ini, terjadi masalah pada titik per-temuan dua sel. Masalah ini
diselesaikan dengan cara membangun per-mukaan bawah sel dengan menggabungkan tiga
bujur sangkar. Ketika tiga sel dibangun pada satu sisi sarang, permukaan bawah sel pada
sisi lain pun otomatis terbentuk.
Karena permukaan bawah tersusun dari plat-plat lilin bujur sangkar, bagian bawah
sel-sel yang dibuat dengan cara ini jadi bertambah dalam. Ini berarti volume sel bertambah,
dan berarti bertambah pula jumlah ma-du yang dapat disimpan.
 
Ciri-Ciri Lain Sarang Madu
Satu hal lain yang dipertimbangkan ketika membangun sarang madu adalah
kemiringan sel. Dengan menaikkan kemiringan sel 13 pada kedua sisinya, lebah mencegah
sel berposisi sejajar dengan tanah. Dengan de-mikian, madu tidak akan bocor dari mulut sel.
Selagi bekerja, lebah madu saling bergelantungan membentuk ling-karan dan
bergerombol. Dengan melakukan hal ini, mereka mengha-silkan suhu yang dibutuhkan
untuk produksi lilin. Kantung kecil dalam perut mereka memproduksi cairan transparan,
yang mengalir keluar dan mengeraskan lapisan lilin tipis. Lebah mengumpulkan lilin
dengan meng-gunakan kait kecil pada kakinya. Mereka memasukkan lilin ini ke dalam
mulut, lalu mengunyah serta memprosesnya sampai lilin tersebut cukup lunak, dan
membentuknya dalam sel. Sejumlah lebah bekerja bersama untuk menjaga suhu yang
dibutuhkan tempat kerja mereka, agar lilin tersebut tetap lunak dan mudah dibentuk.
Ada satu hal lagi yang menarik untuk diketahui: pembangunan sa-rang madu dimulai
dari bagian atas sarang dan berlanjut ke bawah secara bersamaan pada dua atau tiga baris
yang terpisah. Sementara potongan sarang madu berkembang ke arah yang berbeda,
pertama-tama bagian bawah dari dua baris tersebut menyatu. Proses ini dilaksanakan
dengan selaras dan tertata secara menakjubkan. Oleh karena itu, sulit dimengerti bahwa
sarang madu sebenarnya terdiri atas tiga bagian terpisah. Potong-an-potongan sarang madu,
yang pembangunannya dimulai dari arah yang berbeda-beda, diatur begitu sempurna,
sehingga kendatipun terda-pat ratusan sudut berbeda dalam strukturnya, sarang tetap
tampak seperti satu sarang yang seragam.
Untuk pembangunan tersebut, lebah harus terlebih dahulu memper-hitungkan jarak
antara titik awal dan titik sambungan. Lalu, mereka men-desain dimensi sel tersebut sesuai
dengan ini. Bagaimana perhitungan yang demikian rumit dapat dilakukan oleh ribuan
lebah? Hal ini senan-tiasa menakjubkan para ilmuwan.
Sungguh sangat tidak rasional bila kita mengira bahwa lebah telah menyelesaikan
tugas ini, yang hampir tak mampu dilakukan manusia sendiri. Hal ini melibatkan organisasi
yang sedemikian rumit dan ter-perinci, mustahil mereka bisa melakukannya sendiri.
Jadi, bagaimana mereka mewujudkannya? Seorang evolusionis akan menerangkan
bahwa peristiwa ini dicapai melalui “naluri”. Akan tetapi, “naluri” apa yang dapat
mempengaruhi ribuan lebah secara bersamaan dan membuat mereka melakukan suatu kerja
kolektif? Andaipun setiap lebah bertindak berdasarkan “naluri” masing-masing, ini belum
cukup. Yang mereka kerjakan harus bersesuaian dengan naluri lebah-lebah lain untuk dapat
mencapai hasil menakjubkan ini. Oleh karena itu, pastilah mereka diarahkan oleh sebuah
“naluri” yang berasal dari satu sumber yang unik. Menimbang bahwa lebah mulai
membangun sarang dari sudut yang berbeda-beda, lalu menggabungkan pekerjaan mereka
tanpa meninggalkan satu celah pun, dan membangun semua sel dengan ukuran sama dalam
struktur segi enam sempurna, sudah pasti bahwa lebah menerima pesan naluriah ini dari
sumber yang sama persis!
Istilah “naluri” yang digunakan di atas “hanyalah sebuah nama” sebagaimana
disebutkan dalam Al Quran, surat Yusuf ayat 40. Tidak ada gunanya berkeras menggunakan
“sekadar nama” untuk menyembunyi-kan kebenaran yang sudah sangat jelas. Lebah diberi
petunjuk oleh sebuah sumber unik dan karenanya mereka berhasil melaksanakan pekerjaan
merekayang tanpa petunjuk ini tak akan mampu mereka lakukan. Bukan naluri - sebuah
istilah tanpa arti - yang menunjuki lebah, melainkan “wahyu” yang disebutkan dalam Surat
An-Nahl. Binatang mungil ini melaksanakan program yang telah ditetapkan Allah bagi
mereka secara khusus.

Cara Menentukan Arah
Lebah biasanya harus terbang menem-puh jarak jauh dan menjajagi wilayah luas
untuk menemukan makanan. Mereka mengumpulkan serbuk sari bunga dan bahan pembuat
madu dalam jarak 800 m dari sarang. Seekor lebah, yang telah menemukan bunga, terbang
kembali ke sarangnya untuk memberi tahu lebah lain tentang tempat bunga tersebut.
Bagaimana lebah ini menjelaskan lokasi bunga kepada lebah lain di sarang?
Dengan menari!… Lebah yang kembali ke sarangnya mulai menari. Tarian ini adalah
sarana ekspresi, yang mereka gunakan untuk memberi tahu lebah lain tentang lokasi
bunga. Tarian yang diulang-ulang le-bah tersebut mengandung semua informasi tentang
sudut, arah, jarak, dan informasi perincian lain tentang sumber makanan, sehingga lebah
lain dapat mencapai tempat itu.
Tarian ini berbentuk angka “8” yang diulang terus-menerus oleh lebah tersebut (lihat
gambar di atas). Lebah tersebut mem-bentuk bagian tengah angka “8” dengan mengibasngibaskan
ekor dan berg-rak zig-zag. Sudut antara gerakan zig-zag dan garis mataharisarang
menunjukkan arah sumber makanan dengan tepat (lihat gambar di atas).
Akan tetapi, sekadar mengetahui arah sumber makanan tidaklah cukup. Lebah
pekerja juga harus “mengetahui” seberapa jauh mereka harus menempuh perjalanan
mengumpulkan bahan pembuat madu. Jadi, lebah dari sumber bunga tersebut
memberitahukan jarak serbuk bunga dengan gerakan tubuh tertentu, yakni dengan
menggoyangkan bagian bawah tubuhnya dan menimbulkan aliran udara. Misalnya, untuk
“menjelaskan” jarak 250 m, ia mengibaskan bagian bawah tubuhnya lima kali dalam
setengah menit. Dengan demikian, lokasi pasti sumber makanan tersebut dapat dijelaskan
dengan terperinci, baik tentang jarak maupun arahnya.
Ada masalah baru bagi lebah yang memerlukan waktu lama untuk terbang ke sumber
makanan. Saat lebah - yang hanya mampu menjelas-kan sumber makanan berdasarkan arah
matahari - kembali ke sarangnya, matahari bergeser 1 setiap 4 menit. Akhirnya, lebah akan
melakukan kesalahan 1 setiap 4 menit perjalanannya, yang ia beritahukan pada lebah-lebah
lain.
Anehnya, lebah ini tidak menghadapi persoalan tersebut! Mata lebah terdiri atas
ratusan mata segi enam kecil. Setiap lensa berfokus pada satu wilayah sempit, persis seperti
teleskop. Lebah yang melihat ke arah ma-tahari pada waktu tertentu di siang hari akan
selalu dapat menentukan lokasinya saat terbang. Lebah melakukan perhitungan ini dengan
me-manfaatkan perubahan cahaya matahari berdasarkan waktu. Akibatnya, lebah
menentukan arah lokasi sasaran tanpa salah, dengan melakukan koreksi dalam informasi
yang ia berikan di dalam sarang ketika matahari bergerak maju.
 
Metode Penandaan Bunga
Lebah madu dapat mengetahui kalau bunga yang ia temui telah didatangi dan diambil
nektarnya lebih dahulu oleh lebah lain, dan ia segera meninggalkannya. Dengan demikian,
ia menghemat waktu dan tenaga. Lalu, bagaimana seekor lebah mengetahui, tanpa
memeriksa, bahwa nektar bunga tersebut telah diambil?
Ini terjadi karena lebah yang mendatangi bunga terlebih dahulu me-nandainya dengan
tetesan berbau khas. Begitu seekor lebah baru me-ngunjungi bunga yang sama, ia mencium
bau tersebut dan mengetahui bahwa bunga tersebut sudah tidak berguna dan karenanya
langsung pergi ke bunga yang lain. Dengan demikian, lebah tidak membuang waktu pada
bunga yang sama.
 
Keajaiban Madu
Tahukah Anda, betapa madu merupakan sumber makanan penting yang disediakan
Allah untuk manusia melalui serangga kecil ini?
Madu tersusun atas beberapa senyawa gula seperti glukosa dan fruk-tosa serta
sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi, dan
fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubahubah
sesuai dengan kualitas nek-tar dan serbuk sari. Di samping itu, dalam madu terdapat
pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng, serta beberapa jenis hormon.
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran, madu adalah “obat bagi manusia”. Fakta
ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang ber-temu pada Konferensi Apikultur
Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26
September 1993 di Cina. Konfe-rensi tersebut membahas pengobatan dengan menggunakan
ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal
jelly, serbuk sari, dan propolis dapat mengobati berbagai pe-nyakit. Seorang dokter
Rumania mengatakan bahwa ia mengujikan madu untuk pengobatan pasien katarak, dan
2002 dari 2094 pasiennya sembuh total. Para dokter Polandia juga menyatakan dalam
konferensi tersebut bahwa resin lebah dapat membantu penyembuhan banyak penyakit
seperti wasir, masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai penyakit lainnya.
Dewasa ini, apikultur dan produk lebah telah membuka cabang pe-nelitian baru di
negara-negara yang sudah maju dalam hal ilmu pe-ngetahuan. Manfaat madu lainnya dapat
dijelaskan di bawah ini:
Mudah dicerna: Karena molekul gula pada madu dapat berubah menjadi gula lain
(misalnya fruktosa menjadi glukosa), madu mudah dicerna oleh perut yang paling sensitif
sekalipun, walau memiliki kandungan asam yang tinggi. Madu membantu ginjal dan usus
untuk berfungsi lebih baik.
Rendah kalori: Kualitas madu lain adalah, jika dibandingkan dengan jumlah gula
yang sama, kandungan kalori madu 40% lebih rendah. Walau memberi energi yang besar,
madu tidak menambah berat badan.
Berdifusi lebih cepat melalui darah: Jika dicampur dengan air hangat, madu dapat
berdifusi ke dalam darah dalam waktu tujuh menit. Molekul gula bebasnya membuat otak
berfungsi lebih baik karena otak merupakan pengonsumsi gula terbesar.
Membantu pembentukan darah: Madu menyediakan banyak energi yang dibutuhkan
tubuh untuk pembentukan darah. Lebih jauh lagi, ia membantu pembersihan darah. Madu
berpengaruh positif dalam mengatur dan membantu peredaran darah. Madu juga berfungsi
sebagai pelindung terhadap masalah pembuluh kapiler dan arteriosklerosis.
Membunuh bakteri: Sifat madu yang membunuh bakteri disebut “efek inhibisi”.
Penelitian tentang madu menunjukkan bahwa sifat ini meningkat dua kali lipat bila
diencerkan dengan air. Sungguh menarik bahwa lebah yang baru lahir dalam koloni diberi
makan madu encer oleh lebah-lebah yang bertanggung jawab merawat merekaseolah
mereka tahu kemampuan madu ini.
Royal jelly: Royal jelly adalah zat yang diproduksi lebah pekerja di dalam sarang. Zat
bergizi tinggi ini mengandung gula, protein, lemak, dan berbagai vitamin. Royal jelly
digunakan untuk menanggulangi masa-lah-masalah yang disebabkan kekurangan jaringan
atau kelemahan tubuh.
Jelaslah bahwa madu, yang diproduksi jauh melebihi jumlah kebu-tuhan lebah, dibuat
untuk kepentingan manusia. Dan telah jelas pula bahwa lebah tidak dapat melakukan tugastugas
yang sedemikian sulit “dengan sendirinya”.
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan?
Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia
ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan,
karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.” (QS. Al
Ghaasiyah 88: 17-21) !
Picture Text
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, “Buatlah sarang-sarang di bukitbukit,
di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,” kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl, 16: 68-69) !
“Kami telah menciptakan binatang-binatang ternak yang jinak untuk mereka,
sebagian mereka tunggangi, sebagian mereka makan. Dan mereka memiliki kegunaan
yang lain. Dan susu untuk diminum. Maka apakah mereka tidak bersyukur?” (QS.
Yaasin, 36: 72-73) !
Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang
bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang
meyakini. (QS. Al Jaatsiyah, 45: 4) !
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS. An-
Nahl, 16: 68-69) !
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-pada-Nya. Sesungguh-nya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”
(QS. Al Jaatsiyah, 45: 13) !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar