Minggu, 27 November 2011

Pengharapan di ujung senja

Aku berlindung kepada Allah, dari rasa cinta yang belum jelas takdirnya.
Aku berlindung kepada Allah, dari rasa khawatir akan hilangnya cinta yang telah terbina.
Aku berlindung kepada Allah, dari hati yang menolak takdir yang telah Dia tentukan.
 
Bagaimanapun, aku hanyalah makhluk tak berdaya, yang tak dapat menciptakan takdirku sendiri. 
Aku yang tak kuasa mempertahankan rencana-rencana indah yang telah dirangkai sedemikian rupa.
Aku yang tak dapat bersabar atas cobaan yang harus dilalui dengan ikhlas dan lapang dada.
Pengharapanku hanya tertuju Pada-Nya, Sang Maha Pemberi Harapan, Maha Baik.
Tak ingin ku menggantungkan harapan pada makhluk-Nya, karena hanya harapan abstrak yang diberikan.

Tak ada seorangpun yang tau persis bagaimana keadaan hati kecuali Dia, hanya Dia.
Tak ada satupun yang dapat mengerti apa yang aku butuhkan kecuali Dia.
Dia tahu apa yang aku butuhkan, dan Dia akan memberiku apa yang aku butuhkan.
Karena Dia Maha Sempurna dan Maha Memiliki Segalanya.

Wahai Dzat yang jiwaku berada di bawah Genggaman-Mu,
Wahai Dzat yang hatiku berada di bawah Penguasaan-Mu,
Wahai Dzat yang hidupku berada di bawah Naungan-Mu,
Aku berlindung Pada-Mu dari segala bentuk kemunafikan diriku..


Bandung, di batas senja awal permulaan tahun 1433 H
dengan penuh pengharapan
D'Mizan

Ketika Aku Bersedih

Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya
maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa sedangkan ketegaran akan lebih indah dikenang nanti.
Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya
maka mengapa tidak dinikmati saja sedangkan ratap tangis tidak akan mengubah apa-apa.
Jikalah luka kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya
maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa sedangkan ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama
Jikalah benci dan marah menjadi masa lalu pada akhirnya
maka mengapa mesti diumbar sepuas rasa sedangkan menahan diri adalah lebih berpahala.
Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya
maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya sedangkan taubat itu lebih utama.
Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhrinya
maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri sedangkan kedermawanan justru akan melipat gandakannya.
Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya
maka mengapa mesti membusung dada sendangkan dengannya manusia diminta memimpin dunia.
Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya
maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama sedangkan memberi akan lebih banyak memiliki arti.
Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya
maka mengapa mesti dirasakan sendiri sedangkan berbagi akan membuatnya lebih bermakna.
Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhrinya
maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka sedangkan begitu banyak kebaikan bisa dicipta.

Suatu hari nanti, saat semua telah menjadi masa lalu, aku ingin ada diantara mereka yang bertelekan di atas permadani sambil bercengkraman dengan tetangganya, saling bercerita tentang apa yang telah dilakukannya di masa lalu hingga mereka mendapat anugerah itu.


Akhwat Sejati

Ketika itu...

Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya,
"Abi ceritakan padaku tentang Akhwat sejati?".

Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum : Anakku ...

Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya,
tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang memesona,
tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan,
tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.

Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya,
tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.

Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa,
tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.

Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.
"Lantas apa lagi Abi?", sahut putrinya.
Ketahuilah putriku ...

Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian,
tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan
tetapi dilihat dari Kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi
tergoda.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani,
tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.

Dan ingatlah ...
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul,
tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.

Setelah itu sang anak kembali bertanya, "Siapakah yang dapat menjadi
kriteria seperti itu, Abi?"

Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata,"Pelajarilah mereka!"
Sang anak pun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan "Istri
Rosulullah"

Khusus buat para aktivis... bacalah :

Akhwat sejati tidak dilihat dari jilbabnya yang anggun,
tetapi dilihat dari kedewasaannya dalam bersikap.

Akhwat sejati tidak dilihat dari retorikanya ketika aksi,
tetapi dilihat dari kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.

Akhwat sejati tidak dilihat dari banyaknya ia berorganisasi,
tetapi sebesar apa tanggungjawabnya dalam menjalankan amanah.

Akhwat sejati tidak dilihat dari kehadirannya dalam syuro',
tetapi dilihat dari kontribusinya dalam mencari solusi dari suatu permasalahan.

Akhwat sejati tidak dilihat dari tasnya yang selalu membawa Al -Qur'an,
tetapi dilihat dari hafalan dan pemahamannya akan kandungan Al- Qur'an tersebut.

Akhwat sejati tidak dilihat dari aktivitasnya yang seabrek,
tetapi bagaimana ia mampu mengoptimalisasi waktu dengan baik.

Akhwat sejati tidak dilihat dari IP-nya yang cumlaude,
tetapi bagaimana ia mengajarkan ilmunya pada umat.

Akhwat sejati tidak dilihat dari tundukan matanya ketika interaksi,
tetapi bagaimana ia mampu membentengi hati.

Akhwat sejati tidak dilihat dari partisipasinya dalam menjalankan kegiatan,
tetapi dilihat dari keikhlasannya dalam bekerja.

Akhwat sejati tidak dilihat dari sholatnya yang lama,
tetapi dilihat dari kedekatannya pada Robb di luar aktivitas sholatnya.

Akhwat sejati tidak dilihat kasih sayangnya pada orang tua dan teman - teman,
tetapi dilihat dari besarnya kekuatan cinta pada Ar - Rahman Ar- Rahiim..

Akhwat sejati tidak dilihat dari rutinitas dhuha dan tahajjudnya,
tetapi sebanyak apa tetesan air mata penyesalan yang jatuh ketika sujud

Akhwat sejati tidak dilihat dari rutin dan konsistennya menggunakan
jilbab dan tidak akan menganggap dirinya lebih sempurna dibandingkan
para akhwat lainnya yang belum berhijab, tetapi bagaimana ia mampu
membimbing dengan penuh kesabaran & keikhlasan para akhwat lainnya
supaya menggunakan jilbabnya dengan konsisten

Wallahu'alam...

Beauty of Me and You, Muslimah..

Kecantikan adalah suatu anugerah Tuhan yang diberikan kepada semua makhluk-Nya. Tak hanya sebatas kepada wanita saja, tapi kepada alam, laki-laki, tumbuhan, hewan-hewan, benda-benda yang Ia ciptakan, dan kamu pun pasti sudah pernah atau bahkan sering melihat kecantikan alam yang telah Allah sajikan untukmu, untuk kita.
Kecantikan identik dengan keindahan. Kecantikan tak hanya dinilai dari tampilan luar saja. Dalam diri manusia, kecantikan meliputi kecantikan luar dan dalam. Kecantikan luar terfokus pada fisik dan penampilan dan kecatikan dalam terfokus pada hati dan behaviour. 
Kecantikan luar adalah keindahan yang tersirat dari tampilan fisik diri. Mungkin kamu sudah sering mendengar "Cantik itu relatif". Memang benar, bahwa cantik itu relatif, tergantung dari sisi mana seseorang menilai kecantikan itu sendiri. Bahkan penilaian secara subjektif pun terjadi karena ada selera yang berbeda pada diri seseorang.
 

Sahabat, kecantikan fisik ini memang sering menjebak manusia dalam kesalahan. 
Kebanyakan orang menganggap bahwa kecantikan fisik sangatlah penting dibandingkan kecantikan hati bahkan hal yang paling penting. Tidak apa jika kau menganggapnya benar. Tapi, kalau kita lihat lebih dekat, apakah semua orang yang memiliki kecantikan fisik juga memiliki kecantikan hati atau dalam hal ini innerbeauty yang baik pula? Saya yakin kau menjawab tidak. Kenapa? Karena kecantikan fisik tak menjamin seseorang memiliki innerbeauty dalam dirinya. Yuk kita lihat contoh sederhananya. Ada seorang wanita, dia sangat cantik dari penampilan fisiknya. Wajahnya cantik, kulitnya putih,  rambutnya panjang dan lurus, tubuhnya langsing dan tinggi semampai. Pokoknya kita melihat dia bagai seorang ratu atau bidadari yang perfect lah. Tapi, setelah kau perhatikan, saat dia berbicara dengan temannya, bahasanya kasar, sombong, membanggakan diri, tidak sopan dan enggan untuk berteman dengan orang lain yang tak sepadan dengannya yang memang kita akui bahwa dia cantik. Terhadap orangtua pun dia tidak sopan, menganggap orang lain rendah dan tak hormat. Apakah setelah melihat kejadian itu sahabat tetap keukeuh dengan ambisi sahabat untuk menjadi wanita cantik yang sempurna (dalam hal ini cantik fisik) dengan mencoba segala cara untuk mengubah tubuh kalian agar menjadi cantik (fisik)? Bagaimana jika wanita yang kita bahas tadi ternyata melakukan segala cara untuk menjadi cantik meskipun dengan mengeluarkan biaya yang tak murah? Kita sudah tahu ada banyak cara yang membuat kita cantik, contohnya dengan obat-obatan seperti peninggi badan, pemutih wajah, rebounding rambut, pelangsing tubuh, sedot lemak, atau bahkan dengan operasi plastik. Biaya yang dikeluarkan pastilah tak sedikit. Apalagi kalau uang yang digunakan bukanlah dari penghasilan sendiri, tapi merupakan uang orang tua yang susah payah mencari.

Lalu, di mana letak kecantikan hatinya? Tapi, tidak ada salahnya kita menghias dan mempercantik diri untuk kepentingan kesehatan kita dan kepercayaan diri dalam upaya menebarkan manfaat kepada orang lain. Asalkan tidak melanggar syari'at dan hukum berhias dalam Islam. Sahabat pasti sudah dapat membedakan mana yang baik dan buruk. mengubah penampilan secara fisik tidak serta-merta membuat Anda menjadi "cantik seutuhnya", karena kecantikan yang sesungguhnya datang dari dalam diri kita sendiri.
 

Bagaimana dengan innerbeauty? Innerbeauty mencakup kecantikan hati dan behaviour atau sikap diri. Innerbauty akan membawa kita ke kecantikan fisik secara alami. Kenapa? Salah satu contohnya, dengan senyuman, senyuman yang muncul dari hati yang bersih dan tulus. Dengan senyum, kau akan merasa cantik, orang lain pun akan senang melihatnya dan merasakan kebahagiaan saat melihat senyum indahmu. Dengan begitu, kau akan terlihat cantik alami, tanpa perlu perlengkapan kosmetik yang mahal. Selain itu, kau akan mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah karena membahagiakan dan menenangkan hati orang lain, tentunya di saat yang tepat dan pada orang yang tepat pula. 

Sahabat muslimah yang cantik hatinya, sebagai seorang wanita tentulah kita ingin berpenampilan menarik. Hal itu wajar sebagai fitrah seorang wanita. Fitrah yang diberikan oleh Allah sebagai kelebihan seorang wanita yang memang menyukai keindahan, karena Allah Maha Indah dan Menyukai Keindahan. Kita boleh menghias diri, mempercantik diri dan memperhatikan penampilan. Tapi jangan melampaui batas ya, sahabatku yang cantik. Karena kecantikan tidak hanya sebatas kecantikan fisik, tetapi kecantikan hati yang paling utama. Buktikanlah bahwa kita, muslimah, adalah makhluk Allah yang paling indah karena hati kita yang cantik. Buktikan pada dunia bahwa kita adalah ciptaan-Nya yang paling indah karena keindahan hati kita. Buktikan bahwa Islam itu indah. 
Baiklah, mungkin beberapa di antara kamu menganggap bahwa tulisan saya ini terlalu berlebihan dengan kata "kecantikan" sehingga kamu pun merasa anti dalam soal kecantikan. Sahabat, teruntuk wanita muslimah sepertimu, kecantikan dimiliki oleh kita, semua wanita. Kau cantik, kita cantik.

Bersyukurlah atas apa yang kau miliki, berusahalah menjadi muslimah yang cantik hatinya, dan jangan pernah putus asa dalam berjuang di jalan-Nya. 
Sahabat, tebarkan kebaikan di muka bumi ini dengan segala potensimu. Tak usah kau pedulikan kekurangan yang kau miliki. Ubahlah kekurangan itu menjadi kelebihan yang dapat bermanfaat bagi orang lain juga Islam.

Tunjukkan kecantikan hatimu, tunjukkan kelembutanmu sebagai seorang wanita, karena kau cantik..


Semoga bermanfaat...

Teruntuk sahabatku, Muslimah cantik penebar kebaikan
Bandung, dalam ruang damai diiringi lantunan indah Ayat-ayat Suci-Nya
Di permulaan Muharram 1433
Special for my Family 'n D'Mizan
:)